Rabu, 15 April 2009

Kedudukan Toleransi Dalam Islam

Oleh : Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilali
TOLERANSI ISLAM MENURUT PANDANGAN AL-QUR'AN DAN AS-SUNNAH

[1] Islam Adalah Agama Yang Mudah dan Penuh Toleransi

Allah Ta'ala berfirman.

"Artinya : ... Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu ..." [Al-Baqarah : 185]

Allah menghendaki untuk membersihkan umat Islam yang dirahmati ini dari segala bentuk kesulitan dan belenggu, maka Allah tidak menjadikan untuk mereka kesempitan pada agama ini. Allah Jalla Tsamauh berfirman.

"Artinya : Dan berjihadlah kamu dijalan Allah dengan jihad sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak akan menjadikan untukmu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu, Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu ...." [Al-Hajj : 78]

[2] Allah Mengutus Muhammad صلی الله عليه وسلم Dengan Membawa Al-Hanifiyah (agama yang Lurus) As-Samhah (yang Mudah)

Dari Aisyah رضي الله عنها dia menceritakan : "Rasulullah صلی الله عليه وسلم memanggilku sementara anak-anak Habasyah bermain tombak di masjid pada hari raya, beliau menawariku : "Wahai Humairo ! Apakah engkau suka melihat permainan mereka ?" Jawabku : Ya !. Maka beliau menyuruhku berdiri di belakangnya, lalu beliau menundukkan kedua pundaknya supaya aku dapat melihat mereka, akupun meletakkan daguku di atas pundak beliau dan menyandarkan wajahku pada pipi beliau, lalu akupun melihat dari atas kedua pundak beliau, sementara itu beliau mengatakan : "Bermainlah wahai bani Arfadah !" Kemudian selang setelah itu beliau bertanya : "Wahai Aisyah ! Engkau sudah puas ?" Kataku : "Belum" Supaya aku melihat kedudukanku disisi beliau, hingga akupun puas. Kata beliau : "Cukup?" Jawabku : "Ya". Beliau berkata : "Kalau begitu pergilah!". Aisyah berkata : "Lalu Umar muncul, maka orang-orang dan anak-anak tadi berhamburan meninggalkan mereka (Habasyah), Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda : "Saya melihat para syaithan manusia dan jin lari dari Umar". Aisyah mengatakan : Rasulullah صلی الله عليه وسلم ketika itu bersabda.

"Artinya : Supaya orang Yahudi tahu bahwa pada agama kita ada keleluasaan, aku diutus dengan Al-Hanifiyah (agama yang lurus) As-Samhah (yang mudah)". [Muttafaq 'Alaihi, kecuali lafadh yang dijadikan dalil yang diriwayatkan oleh Ahmad 6/116 dan 233 dan Al-Humaidi 254 dengan sanad yang shahih]


[3] Agama Yang Paling Allah Cintai Adalah Yang Lurus dan Mudah

Hukum-hukum Islam dibangun di atas kemudahan dan tidak menyulitkan, norma-norma agama ini seluruhnya dicintai (oleh Allah) namun yang mudah dari itu semualah yang paling dicintai oleh Allah.

Oleh sebab itu, tidak boleh mempersulit diri dalam menjalankan agama Allah dan tidak boleh pula membuat sulit hamba-hamba Allah.

Tiada seorangpun yang mempersulit agama ini melainkan dia pasti akan kalah. Lihatlah perbuatan Bani Israil, tatkala mereka mempersulit diri, Allah-pun mempersulit mereka. Kalau seandainya mereka mempermudahnya, niscaya mereka akan diberi kemudahan, perhatikan kisah 'Al-Baqarah!' [1]

Dari Ibnu Abbas رضى الله عنهما, Rasulullah صلی الله عليه وسلم pernah ditanya : "Agama apa yang paling dicintai oleh Allah Azza wa Jalla ? Beliau menjawab : "Al-Hanifiyah As-Samhah" (yang mudah dan yang lurus) [2].

Oleh karena itu, Ibnu Abbas meriwayatkan, beliau ditanya tentang seorang lelaki yang meminum susu murni, apakah dia harus berwudlu ?. Beliau menjawab : "Bermudahlah niscaya engkau akan diberi kemudahan" [3]. Yakni gampangkanlah nicaya Allah akan memberi keringanan untukmu dan atasmu. [Lisanul Arab 2/498]


4. Toleransi Adalah Keimanan Yang Paling Utama

Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda.
"Artinya : Seutama-utama keimanan adalah sabar dan toleransi" [Shahih Al-Jami' As-Shaghir 1108]


[5] Toleransi Adalah Amalan yang Paling Ringan dan Paling Utama

Pernah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم sembari bertanya : "Wahai Rasulullah ! Amalan apakah yang paling utama ?" Jawab beliau : "Iman kepada Allah, membenarkan-Nya, dan berjihad di jalan-Nya". Orang tadi berkata : "Aku ingin yang lebih ringan daripada itu wahai Rasulullah ?" Kata beliau : "Sabar dan toleransi" Kata orang itu : "Aku ingin yang lebih ringan lagi". Beliau bersabda : "Janganlah engkau menuduh Allah Tabaraka wa Ta'ala dalam sesuatu yang telah Allah putuskan untukmu" [Dikeluarkan oleh Ahmad 5/319 dari hadits Ubadah bin Ash-Shamit رضي الله عنه dan 4/385 dari 'Amr bin Arbasah رضي الله عنه dia berkata : 'Apa itu Iman ?" Beliau menjawab : "Sabar dan toleransi", Dia punya penguat dari hadits Jabir رضي الله عنه, maka hadits ini pun shahih dengan jalan-jalan dan penguatnya]


[6] Beberapa Contoh Toleransi

(a) Termasuk toleransi dalam Islam adalah bahwa Islam merupakan agama Allah untuk seluruh umat manusia.

Allah berfirman.
"Artinya : Dan tidak Kami mengutusmu melainkan untuk menebarkan rahmat di seluruh alam ...." [Al-Anbiya : 107]

Allah juga berfirman.
"Artinya : Dan tidaklah Kami mengutusmu melainkan kepada seluruh umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan ..." [Saba : 28]

(b) Toleransi Islam menolak sikap fanatisme dan perbedaan ras

Islam telah menyucikan diri dari ikatan dan belenggu jahiliyyah, maka Islam-pun menghapus pengaruh fanatisme yang merupakan sumber hukum yang dibangun di atas hawa nafsu.

Islam tidak meridhoi kebathilan fanatisme dan perbedaan ras yang mengukur keutamaan dan kebenaran dengan darah fanatisme dan tanah. Thagut itu benar-benar ada pada syari'at jahiliyah, oleh sebab itu, Islam menghinakannya karena mencekik kemulian insan.

Dengan demikian, Islam telah menghidupkan hati dan memakmurkannya dengan iman yang benar dan menghasungnya kepada kebajikan, petunjuk dan keadilan. Serta menghapus perbedaan jenis, bahasa, ras, nasab dan harta benda, menjadikan segenap keutamaan dan kemuliaan untuk ketaqwaan yang merupakan mata air sikap toleransi, puncak tertinggi dan muara keistimewaan dan kelebihannya.

Allah Ta'ala berfirman.

"Artinya : Wahai sekalian manusia ! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah diantara kamu adalah orang-orang yang paling bertawqa di antara kamu. Sesunguhnya Allah Maha Mengatahui dan Maha Mengenal" [Al-Hujurat : 13]


[Disalin dari kitabToleransi Islam Menurut Pandangan Al-Qur'an dan As-Sunnah, oleh Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilali, terbitan Maktabah Salafy Press, hal. 17-24, penerjemah Abu Abdillah Mohammad Afifuddin As-Sidawi]

_________
Foote Note
[1] Kisah mereka diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah : 67-71 sebagai pelajaran untuk umat setelah mereka (Pent).
[2] Dikeluarkan oleh Bukhari secara Muallaq (tanpa menyebutkan sanad) 1/93 - Al-Fath dan dia sambungkan sanadnnya dalam Al-Adab Al-Mufrad hal.44, Ahmad 1/236, dihasankan oleh Al-Hafidh dalam Al-Fath 1/94. Disahihkan oleh Ahmad Syakir dalam At-Ta'liq ala Al-Musnad 2108 dan keduanya dikritik oleh Syaikh kami (Al-Albani) dalam Ash-Shahihah 881 beliau menghasankannya dengan penguat-penguatnya.
[3] Lafadh ini diriwayatkan secara marfu (sampai kepada Nabi) dari hadits Ibnu Abbas, dikeluarkan oleh Abdullah bin Ahmad dalam Zawaid-nya atas Al-Musnad 1/248 secara wijadah (riwayat dengan kitab)

Kategori: Toleransi
Sumber: http://www.almanhaj.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo Tulis Di sini